Hari-hariku di LP Tanjung Gusta


     
    Jum'at, 2 September 1994
    ------------------------

            Jam 07.15 sehabis apel pagi, pintu sel dibuka.  Teman-temanku
    tahanan unjuk rasa menyalamiku, rupanya kami ditempatkan satu Blok.
    Mereka adalah Amosi Telaumbanua, Riswan Lubis, Soniman Lagau, Fatiwanolo
    Zega, Sudiman Zega, Sugiono. Ir. Parlin Mannihuruk, dan Ir. Jannes
    Hutahaean.  Kami ngobrol-ngobrol sejenak, mengevaluasi semua sandiwara
    hukum dan peradilan ini.  Kesimpulannya, kami semua bertekad tidak
    berhenti berjuang.
            Jam 09.00, aku dipanggil menghadap ke bagian registrasi.  Di sana
    aku disidik dan mengisi beberapa perlengkapan.  Di registrasi aku bertemu
    dengan SAragih dkk, mereka inipun memperlihatkan rasa persahabatan.  Aku
    senang berkenalan dan bersahabat dengan mereka.  Selesai urusan di
    registrasi, banyak petugas, narapidana dan tahanan yang berkenalan
    dengan aku.
            Siangnya jam 12.00, rekan-rekanku yang merangkap Pengacaraku
    datang berkunjung.  Mereka adalah Siburian, Alamsyah, Asmadinata, Eliasa,
    dll, ikut pula adikku Nurliana Marpaung dan Mamak Berto Hutauruk.  Kalau
    tidak salah, mereka ada 10 orang.  Hari itulah pertama kali aku bebas
    menerima tamu.  Saat itu kuterima juga surat dari rekanku Pdt. Nico Gara,
    dari Manado.  Satu bagian penting dari suratnya bertanggal 16 Agustus
    1994 itu adalah "Tetapi sekalipun kamu harus menderita juga karena
    kebenaran, kamu akan berbahagia.  Sebab itu janganlah kamu takuti apa
    yang mereka takuti dan janganlah gentar"/
            Malam harinya aku menulis surat ke seluruh buruh, agar buruh
    jangan takut dan jangan berkecil hati, perjuangan masih panjang.
     
     

          [Prev: September 1]     [Next: September 3]    [Main Page]
       
                         (sumber: Jurnal Muchtar Pakpahan, INDONESIA-L: apakabar@clark.net)
                         (Hari-hariku di LP Tanjung Gusta)