Hari-hariku di LP Tanjung Gusta


     
     Minggu, 6 Nopember 1994.
     ------------------------
          Jam 05.00 pagi aku sudah bangun dan berdoa.  Nyanyian yang
     berulang-ulang kulantunkan adalah betapa hatiku.  Aku betul-betul
     bersyukur kepada Tuhan setiap kali menyanyikan syair lagu ini,
     ayat 1 ditambah ayat 2 gubahanku.
          Jam 10.00 usai kebaktian Miggu, kami menyalami Junior Tu-
     manggor, karena sudah habis masa hukumannya.  Sekarang ia pulang
     dan ia berjanji akan menghadiri persidanganku besok hari.
          Hari itu datang membezuk mertuaku, iparku Banuara dari Kam-
     pung dan adik ipar Purba.  Setelah itu datang pula keluarga Bapak
     Edu dan Uda Djumanggal.  Mereka tadirnya merencanakan makan siang
     bersama, tapi kuutarakan aku sedang puasa.  Dalam puasaku aku
     memohon kepada Tuhan, agar perkaraku diadili dengan benar dan
     adil.
          Mengisi puasaku, seharian aku bernyanyi memuji Tuhan dan
     membaca Firman Tuhan.  Hari ini bacaanku adalah Yeremia.  Pengala-
     an Yeremia ini cukup terkesan, ia banyak di penjara karena meng-
     igatkan Raja dan bangsa-bangsa.  Yang paling terkesan adalah
     Yeremia 37-38.  Karena Yeremia memuatkan firman Tuhan bahwa kera-
     jaan Yudha akan diserahkan dikuasai Kasdim, serta penyakit sampar
     dan kelaparan akan menimpa Judea, dan keluarga Raja Zedekia akan
     dihabisi dan kota akan dibakar.  Di dalam penjarapun Yeremia
     hendak dibunuh dengan rekayasa militer dan Gubernur yang mewi-
     layahinya.  Ketika ia sudah gawat, orang luarlah yang menyelamat
     kannya.  Yaitu Ebed-Melekh, orang Ethiopia.
          Yang menarik, suatu kali Raja Zedekia diam-diam datang
     menemui Yeremia agar tidak diketahui Panglima dan pembantunya.
     Raja berdiskusi dengan Yeremia. Zedekia bertanya kepada Yeremia,
     dan tetap menyatakan apa yang sudah difirmankan Tuhan.  Yeremia
     katakan "menyelamatkan kota dan keluarga Zedekia, haruslah Zede-
     kia menyongsong tentara Kasdim, jangan melawan.  Tetapi Zedekia
     tidak mendengar, Yeremia tetap dipenjarakan karena kebenaran,
     lalu apa yang difirmankan Tuhan pun berlangsung.  Akar masalah
     waktu itu adalah ketidak adilan yang lahir dari sistem.  Maka pada
     awal kehadiran Yeremia, ia telah menyerukan perubahan pada Yere-
     mia 1:10
          Malam inipun secara khusus aku mendoakan Presiden Soeharto,
     agar Tuhan memberi pengertian kepadanya, aku tidak membenci aku
     tidak anti pemerintah, tetapi karena kecintaanku seruan berjuang
     kulakukan.  Karena itu Presiden Soeharto jangan memusuhi aku dan
     SBSI.  Kehadiran SBSI adalah demi nasib rakyat kami, demi buruh
     yang selama ini menjerit kepada Tuhan.  Setelah di penjara aku
     mengasihi Presiden Soeharto.  Karena itu kudoakan juga, Suharto
     adalah pimpinan dunia, saatnya memulai merubah keadaan Indonesia
     agar malapetaka Filippina, Rumania, Yugoslavia, Rusia dan atau
     Jerman Timur terhindar dari bumi Indonesia.  Aku yakin Presiden
     Soeharto adalah anak yang diurapi Tuhan, kiranya doaku disampai-
     kan roh Tuhan kepada beliau.  Amin.
     
     
          [Prev: November 5]     [Next: November 7]    [Main Page]
       
                    (sumber: Jurnal Muchtar Pakpahan, INDONESIA-L: apakabar@clark.net)
                    (Hari-hariku di LP Tanjung Gusta)