Hari-hariku di LP Tanjung Gusta


     
    Rabu, 7 September 1994
     ----------------------
           Bacaan pagi ini terambil dari I korint 4:12-13, kalau kami
     dimaki kami memberkati, kalau kami dianiaya kami sabar, kalau
     kami difitnah kami tetap menjawab dengan ramah, kami telah sama
     dengan sampah dunia sampai pada saat ini.  Sambil merenungkan ayat
     ini, aku sport ringan seperti biasanya dari jam 07.00-08.00.
           Tengah aku sport, seseorang mengaku nama Bachtiar menda-
     tangiku. Ia adalah asli Betawi, dihukum 12 tahun penjara.  Menurut
     penuturannya, ia menyelundup dari Banda Aceh ke Malaysia.  Namun
     tuduhan yang dimajukan kepadanya bukan tindak pidana ekonomi
     melainkan GPK Aceh.  Menurut pihak ABRI, penyelundupan itu bertu-
     juan membiayai GPK Aceh. Ia bersumpah tidak ada hubungan dengan
     GPK Aceh.  Aku bilang "itulah nasibmu, berdoalah sama Tuhan agar
     di Indonesia ada perubahan dan pembaharuan.
           Selesai kebaktian pagi, sekira jam 11:00, aku dibawa ke
     ruang tamu, di sana aku lihat ada 11 orang usia 30-40 tahun, aku
     tidak kenal mereka.  Mereka sadar tidak kukenal, mereka langsung
     memperkenalkan diri, mereka adalah pemuda-pemuda lingkungan LP
     Tanjung Gusta, ada yang pengurus PDI, ada AMPI dan ada Pemuda
     Pancasila.  Mereka datang dan ingin kenal dan menyatakan duku-
     ngannya atas perjuangan SBSI.  "kami ikut berjuang membantu buruh
     di sini" ujar mereka.  Setelah itu, masih ada datang dua kali lagi
     melakukan tukar pikiran dan mengerjakan pekerjaan yang aku minta
     dibantu.  Setiap mereka datang, ada saja buruh yang menitipkan
     sesuatu makanan.  Sore harinya, Alden Tua, Poltak Galingging,
     Armen dan Tina yang menjadi tamuku.  Aku mendapat informasi per-
     kembangan pembelaanku yang dilakukan pengacara, yang dilakukan
     SBSI, dan yang termasuk tekanan dari luar negeri.  Mereka memberi-
     tahukan, 27 serikat buruh dari beberapa negara mengajukan protes
     terhadap pemerintah RI, ditambah ILO, ICFTU dan WCL.  Alden juga
     menyerahkan surat dari Jhony Simanjuntak, yang selama ini menge-
     ritik aku di SBSI.  Dalam suratnya ia ada mengatakan "aku sekarang
     percaya bahwa pekerjaan anda adalah untuk rakyat.  Percayalah,
     kami yang di luar siap untuk meneruskan perjuanganmu.  Aku sangat
     senang membaca suratnya.
     
     
          [Prev: September 6]     [Next: September 8]    [Main Page]
       
                         (sumber: Jurnal Muchtar Pakpahan, INDONESIA-L: apakabar@clark.net)
                         (Hari-hariku di LP Tanjung Gusta)