Bab II
Paparan Data dan Temuan
  
9. Kerusakan akibat Kerusuhan


Mengamuknya puluhan orang bertubuh tinggi, besar, kekar, dan tegap yang diikuti oleh ratusan orang tak dikenai yang mengendarai motor berplat nomor N ditambah ratusan orang pengikut KH Zaini seyogyanya tidak menimbulkan kerusakan besar andaikata pihak aparat keamanan tanggap dan cepat dalam mengambil tindakan pengamanan. Dikatakan begitu karena kerusuhan yang pecah pada pakul 10.30 WIB itu kelihatannya tidak segera ditangani aparat keamanan untuk diamankan. Masyarakat Situbondo setidaknya baru melihat kehadiran aparat pada pukul 16.00 WIB yakni setelah kerusuhan itu berlangsung sekitar 5,5 jam.

Rentang waktu yang begitu lama antara dimulainya kerusuhan dengan kehadiran aparat keamanan setidaknya telah memberikan kesempatan yang luas bagi para perusuh untuk menimbulkan kerusakan lebih luas. Sebab dengan tidak adanya aparat keamanan dalam kerusuhan itu, para perusuh seolah-olah mendapat kesan bahwa tindakan mereka sengaja dibiarkan oleh aparat. Bahkan akibat tidak adanya aparat keamanan dalam interval waktu yang relatif lama pada kerusuhan itu maka warga Situbondo yang sebelumnya hanya bertindak sebagai penonton menjadi ikut terseret melakukan tindak kerusuhan.

Kesan bahwa tindak kerusuhan itu sengaja dibiarkan oleh aparat keamanan setidaknya diperlihatkan pula oleh petugas kepolisian. Sejumlah petugas yang berjalan hilir mudik di jalan-jalan yang akan dilewati massa perusuh, menurut para saksi, selalu terlihat menyingkir begitu kerumunan massa perusuh lewat ke arahnya. Di antara petugas itu ada yang berada di sekitar gereja saat dilakukan pembakaran sehingga massa yang mengeluarkan lambang Garuda, potret Presiden dan Wapres selalu diberikan kepada mereka. Bahkan yang mengherankan, pejabat kantor Sospol setempat saat itu tidak menampakkan diri karena sedang menikmati hiburan karaoke bersama para camat sekabupaten Situbondo di pendopo kabupaten.

Para saksi mata menyaksikan bahwa pembakaran dan perusakan terhadap gereja-gereja, sekolah-sekolah, dan panti asuhan Kristen dan Katholik berlangsung cepat antara pakul 10.3O hingga 13.30 WIB. Setelah itu, massa bertambah banyak karena anak-anak sekolah yang baru pulang ikut-ikutan terpancing membuat kerusuhan. Warga Situbondo yang semula hanya bertindak selaku penonton itu pun akhirnya ikut-ikutan terpancing membuat kerusuhan. Namun demikian, sasaran dari amakan massa pelajar dan warga Situbondo itu umumnya adalah toko, rumah makan, mobil, gedung bioskop, dan rumah bilyar karena gereja dan sekolah-sekolan Kristen serta Katholik sudah lebih dulu dibakar dan dirusak olen massa tak dikenal.

Data di lapangan menunjukkan bahwa akibat kerusuhan yang berlangsung sekitar 5,5 jam itu, telah terjadi kerusakan atas sejumlah gereja, rumah makan, bioskop, toko, rumah bilyar, panti asuhan, sekolah Kristen, sekolah Katholik, kelenteng, mobil, dan motor. Kerusuhan yang terkesan dibiarkan itu pada gilirannya meluas pula sampai ke Panarukan dan Besuki di bagian barat, Asembagus dan Banyu Putih di timur. Dalam kerusuhan itu telah jatuh korban pendeta Ischak Christian beserta 4 orang anggota keluarganya.

Di antara sejumlah kerusakan akibat amukan massa pada kerusuhan 10 Oktober 1996 yang berhasil diidentifikasi oleh Tim Pencari Fakta dari Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Jawa Timur adalah:

  • Pengadilan Negeri Situbondo, Jl. Panglima Besar Sudirman Situbondo;
  • GPIB Surya Kasih, Jl. Panglima Besar Sudirman Situbondo;
  • Gereja Katholik Maria Bintang Samudera, Jl. Mawar Situbondo;
  • GPDI Jl. Achmad Yani Situbondo;
  • GKJW Jl. Anggrek Situbondo;
  • Gereja Bethel Indonesia Bukit Sion, Jl. Panglima Besar Sudirman Situbondo;
  • SD dan SMP Katholik, Jl. MHawar Situbondo;
  • TKK St. Theresia Santa Maria, Jl. Jaksa Agung Suprapto Situbondo;
  • TK, SD, SMP Immanuel, Jl. Anggrek Situbondo;
  • Panti Asuhan Buah Hati, Jl. Melati Situbondo;
  • GPPS dan rumah pendeta Ischak Christian, Jl. Basuki Rachmat Situbondo (di sini pendeta Ischak Christian beserta 4 orang keluarga nya tewas terpanggang api);
  • Gereja Bethel Injil Sepenuh, Jl. Achmad Yani Situbondo;
  • Rumah berfungsi gereja, Jl. Argopuro Situbondo;
  • Rumah Makan Tanjung, Jl. Basuki Rachmat Situbondo;
  • Gedung Bioskop THEATRE dan Arena Videogame, Jl. Sepudi Situbondo;
  • Gedung bioskop KARTIKA dan rumah bilyar, Jl. Sepudi Situbondo;
  • Mini Market Duta, dalam Pasar Mimbaan Situbondo;
  • Gereja Pantekosta Jl. Raya Panarukan;
  • Gereja Katholik Santo Paulus J1. Raya Panarukan;
  • Toko Gajah Mas, Jl. Raya Panarukan;
  • Rumah warga P. Sodo yang digunakan kebaktian, Desa Kilensari, Panarukan;
  • GPDI Jl. Sepudi, Besuki;
  • GPIS Jl. Joko Tole Besuki;
  • Klenteng, Besuki;
  • Gereja Pantekosta, Desa Gudang, Asembagus;
  • Gereja Bethel Injil Sepenuh, Desa Trigonco, Asembagus;
  • Gereja Kapel Santo Yosef, Desa Trigonco, Asembagus;
  • GKJW, Ranurejo, Sumber Anyar. Banyu Putih;
  • Gereja Kristus Tuhan, Ranurejo, Sumber Anyar, Banyu Putih;
  • GKJW, Sidodadi, Sumber Anyar, Banyuputih;
  • GKJW, desa Wonorejo, Banyu Putih;
  • GPDI, desa Wonorejo, Banyu Putih;
  • Gereja Bethel Tabernakel, desa Wonorejo, Banyu Putih;
  • Rumah berfungsi gereja, desa Wonorejo, Banyu Putih.
  • Selain kerusakan berupa bangunan, dalam kerusuhan itu telah dibakar dan dirusak sejumlah kendaraan bermotor sebagai berikut:  
    Sedang korban jiwa manusia yang jatuh menurut Hendri Sugianto, Ketua Majelis GPPS Situbondo adalah:

    [Daftar Isi]    [Previous]   [Next]