Hari-hariku di LP Tanjung Gusta


     
    Selasa, 4 Oktober 1994.
      -----------------------
            Kalau hari ini ada sidang mendengar tangkisan jaksa, paginya
      aku cepat bangun.  Sebelum sport pagi, aku berdoa dulu minta
      kekuatan dan kesehatan.
           Pagi jam 08.30 kami berangkat meninggalkan L.P pengawalan
      pakai poriders masih seperti biasa.  Mayor Pol.  Panjang didepan.
      Cuma kali ini jaksa Manik tidak ikut karena ia keluar kota.  Ia di
      gantikan Simatupang.  Ketika kami melewati pasar Sunggal, aku jelas
      mendengar teriakan orang disepanjang jalan berseru "hidup Muchtar
      Pakpahan" secara berulang-ulang. Menurut orang teriakan itu tetap
      berlangsung setiap kami melewati pasar Sunggal, demikian juga di
      pasar sei kambing.
           Jam 09.30 sidang di mulai. Sebelum kesempatan diberikan
      kepada jaksa, aku tunjuk tangan, dan hakim bertanya "ada apa"
      aku jawab "saya sudah mempersiapkan suratnya mengenai BAP dan hak
      saya bertemu".  Menjawab pertanyaanku, Hakim mengumumkan tidak ada
      yang berhak melarang keluarga terdakwa bertemu.  Lalu aku ditanya?
      "sudah puas?" aku jawab "sudah".  Lalu jaksa membacakan tangkisan-
      nya, yang intinya dakwaan jaksa sudah lengkap dan sempurna.
           Seusai jaksa membacakan tangkisannya, Hakim berembug menge-
      nai sidang lanjutan.  Kemudian hakim mengumumkan sidang diundurkan
      hingga hari Sabtu, 8 Oktober 1994, dengan acara putusan sela dari
      hakim.
           Seraya, adikku Bona Pakpahan dan isteri, kakakku nelly dan
      inanguda (makcik) sinaqa. adikku meminta penegasan dariku,
      apakah bersedia atau tidak masuk SPSI "minggu ini akan ada rapim
      SPSI, kalau bersedia abang akan dimasukkan dalam kepemimpinan
      SPSI, dan dari dalamlah abang berjuang: katanya.  Aku jawab
      "perjuanganku bukan perjuangan mencari jabatan, tetapi perjuangan
      perubahan." Aku tidak mungkin meninggalkan  SBSI.  Kalau harus itu
      pilihannya, terpaksa kupilih lebih baik dimusuhi pemerintah dari
      pada dimusuhi rakyat.  Tentunya bisa di upayakan disenangi pemer-
      intah dan disenangi rakyat juga.
           Adikku pun pulang membawa jawabanku itu.  Ia agak kecewa, apa
      boleh buat ini prinsip perjuangan.
     

          [Prev: Oktober 3]     [Next: Oktober 5]    [Main Page]
       

                    (sumber: Jurnal Muchtar Pakpahan, INDONESIA-L: apakabar@clark.net)
                    (Hari-hariku di LP Tanjung Gusta)