Hari-hariku di LP Tanjung Gusta


     
    Minggu. 2 Oktober 1994.
     -----------------------
          Setelah sel dibuka, aku langsung ke Hall olah raga badmin-
     ton.  Pagi ini kami akan bertanding double, aku pasangan pak Tan-
     jung lawan Iwan Dukun pasangan anak pak Tanjung. Kami bertanding
     satu setengah jam.
          Selesai main badminton, aku mempersiapkan diri ke Gereja,
     mengikuti kebaktian minggu.  Aku baca Mazmur 43, aku tertarik ayat
     1-2. "Berilah Keadilan kepadaku, ya Allah, dan perjuangkanlah
     Perkaraku terhadap kaum yang tidak saleh! luputkanlah aku dari
     Orang penipu dan orang curang! sebab Engkaulah Allah tempat
     Pengungsianku" Aku betul-betul mengamini bacaan ini. Aku benar-
     benar mengharapkan keadilan dari Tuhan.
            Sekira jam 16.00, ada pegawai yang menyampaikan pesan,
      Ariziduhu Zega ada di luar, tidak diberikan masuk.  Ariziduhu Zega
      adalah salah seorang eks narapidana unjuk rasa.  Aku menghadap
      komandan jaga, agar Ariziiduhii Zega diizinkan masuk.
            Atas permohonanku, Ariziduhu dizinkan, ia sudah menunggu
      dua jam.  Selama dua minggu di luar, mereka belum bekerja, perusa-
      haan PT.  Larizza tidak menerimanya. Mereka ada dua orang satu
      lagi Sudiaman Zega.  Aku kasihain, apalagi kedua orang ini isteri
      mereka baru melahirkan.  Ini problema lain yang harus kupikirkan.
      Lagi-lagi, polisi dan tentara tidak memikirkan ini.
            Lalu terlintas di otakku menulis surat, satu ke direktur
      perusahaan dan satu lagi ke Asintel Kodam I. Kol.  Agus Efendi
      utara.  Ke Direktur perusahaan aku minta agar mereka dapat diteri-
      ma kembali kami tidak ada maksud melawan apalagi merugikan peru-
      sahaan.  Kalau nanti mereka ini melakukan kesalahan, aku yang ikut
      bertanggungjawab.  Kepada Kol.  Agus Efendi Utara aku tulis, mohon
      bantuannya agar mereka ini dapat bekerja kembali.  Cukuplah pend-
      eritan mereka selama ini dipenjara menjadi tanggungan kesalahan-
      nya, setelah itu mereka dapat bekerja kembali.
            Aku    dengar lagi dari Ariziduhu, semua barang perhiasan
      istrinya sudah habis terjual.  Aku juga kasih sedikit uang,
      mudah-mudahan menolong.  Malamnya ku menangis berdoa kepada Tuhan
      meminta, tolonglah Tuhan mereka-mereka yang sudah keluar dapat
      pekerjaan.  Hukuman penjara cukuplah bagi mereka.
     
     
          [Prev: Oktober 1]     [Next: Oktober 3]    [Main Page]
       
                    (sumber: Jurnal Muchtar Pakpahan, INDONESIA-L: apakabar@clark.net)
                    (Hari-hariku di LP Tanjung Gusta)