Hari-hariku di LP Tanjung Gusta


     
     Selasa 20 September 1994.
      -------------------------
            Seperti biasanya, paginya aku sport, tetapi kepalaku pening,
      sepertinya gejala memulai vertigo ku datang.
            Pagi itu aku tidak ikut kebaktian.  Aku datang bertamu ker-
      uang kerjanya Pak Turnip.  Sama Turnip aku menumpahkan kekesalan
      batinku cara pengamanan kemarinnya.  Mengobati hatiku Pak Turnip
      berkata "kamu harus nikmati itu, kamu harus bayangkan dirimu
      Presiden.  Saya sudah puluhan tahun petugas L.P, barulah kamu yang
      protokoler pengawalannya sama dengan Presiden.  Sedangkan Menteri
      dan Panglima datang ke Medan tidak dikawal seperti itu.  Kalau
      pesanku nikmatilah itu, syukuri, titik."
            Terobat juga hati ini. Tak terasa, hampir 1 1/2 jam kami
      asyik ngobrol, sambil Pak Turnip menyelesaikan pekerjaannya.
      Memang cekatan melakukan pekerjaannya sebagai Ka.Bid. Pembinaan.
            Ketika aku permisi mau kembali kekamar, tiba-tiba kepalaku
      pusing, kulihat dunia ini berputar.  Aku hampir jatuh, aku kembali
      duduk. Atas saran Pak Turnip, aku rapatkan dua kursi, lalu aku
      disana aku tertidur.  Rasanya aku ada dua jam tertidur.
            Ketika aku bangun, aku sudah sendirian dikamar itu, tetapi
      disisiku sudah ada air putih panas. 10 menit kemudian Turnip dan
      Saragih (administrasi) datang dan bertanya "bagaimana perasaan-
      nya?" Aku jawab "rasanya sudah normal tetapi masih lemah".  Tidak
      beberapa lama mertuaku dan adiknya dari pangaribuan datang, dan
      kemudian disusul isteriku.
           Sekitar jam 12.30, dokter Sinar Sikpu datang, aku pun di-
      panggil untuk diperiksa.  Dokter berikan resep, dan kuserahkan
      untuk dibeli isteriku.
           Bila kuingat kemudian, hari itu ada kejadian yang menggeli-
      kan.  Setibanya isteriku datang ia marah-marah.  Rupanya ia merasa
      dipermainkan di pengadilan negeri Medan ketika mengurus surat
      izin besuk.  Kemudian ada yang bilang, kemarin ada juga yang
      mengaku isterinya. mertuaku dan pamanku (tulang) yang kebetulan
      hadir, ketawa sambil menghibur isteriku.
     
          [Prev: September 19]     [Next: September 21]    [Main Page]
       
                         (sumber: Jurnal Muchtar Pakpahan, INDONESIA-L: apakabar@clark.net)
                         (Hari-hariku di LP Tanjung Gusta)