Bab II
Paparan Data dan Temuan
 
8.2. Rekayasa Untuk Saleh?


Seperti umumnya pemuda desa, sosok Saleh tidak memiliki sesuatu yang istimewa. Postur tubuhnya agak pendek, sekitar 160 centimeter. Kulitnya hitam kasar. Rambut agak keriting. Bentuk wajah persegi dengan tulang pipi menonjol. Meski berpenampilan sederhana, Saleh dikenal sangat tekun beribadah dan rajin menjalankan tugasnya sebagai tukang kebun di Masjid Nurul Islam, Gebang, Kapongan.

Habib Abdurrachman Assegaf, 45, Pengurus MWC-NU Kapongan yang juga Takmir Masjid Nurul Islam menuturkan bahwa Saleh sehari-hari dikenal masyarakat sebagai pesuran dan tukang kebun Masjid. Saleh menurut Habib Assegaf, tergolong anak rajin. Pagi ia mulai bekerja dan habis Isyak ia pulang. Itu sebabnya, warga sekitar Masjid Nurul Islam merasa heran ketika tersebar isu bahwa Saleh, mengajarkan ilmu sesat. "Saya sendiri tak yakin Saleh mengajarkan ajaran sesat karena saya tidak pernah mendengar sendiri. Yang sempat saya dengar dari anak-anak yang mengaji di Masjid Nurul Islam, Saleh pernah menyampaikan agar anak-anak itu jangan takut pada ulama dan habaib. Ini memang bahaya. Tapi soal ajaran sesat, saya tak tahu," ujar Habib Assegaf.

Eyas, 45, sahabat dekat Saleh kepada Mustawiyanto dan Wakik -- keduanya wartaran harian Karya Dharma –- menuturkan bahwa dengan merebaknya isu yang menyatakan bahwa Saleh menyebarkan ajaran sesat sangat tidak dipercayai. Sebab ungkap Eyas, selama 5 tahun ia mengenal Saleh tidak pernah ia mendengar Saleh berbicara yang bertentangan dengan ajaran agama. Bahkan saat mendengar Saleh disebut-sebut telah menyebarkan ajaran sesat dan telah melakukan penghinaan atau penistaan agama, Eyas mengaku terkejut, "Bukan saja terkejut, tetapi sama sekali tidak percaya. Salatnya sangat khusyu. Idabahnya tekun. Puasa sunat tidak pernah ia tinggalkan," ungkap Eyas.

Sebelum ditangkap polisi, kawan-kawan Saleh mengaku pernah mendengar Saleh berdialog dengan Kiai Zaini, pimpinan pondok Nurul Hikam, Kesambirampak, Kapongan. Tetapi kawan-kawan Saleh tidak mengetahui secara jelas isi dialog itu. Saleh sendiri tidak pernah menceritakannya. Padahal selama itu Saleh selalu menceritakan semua pengalamannya. "Tiba-tiba Saleh diisukan dan dituduh telah mengajarkan ajaran sesat dan menghina almarhum KH As’ad Syamsul Arifin melalui tulisan tangannya," ujur Fitri, kawan Saleh.

Fitri mengaku tidak tahu tulisan tangan Saleh yang katanya telah disebarkan kemana-mana. Namun Fitri mengaku pernah mengingatkan sahabatnya itu setelah muncul isu bahwa Saleh menghina almarhum Kiai As’ad Syamsul Arifin. Saat itu Saleh tidak mengaku. Dia kemudian diam saja. Dan dua hari setelah teguran itu, kabar tentang Saleh sebagai penyebar aliran sesat merebak kemana-mana. Buntutnya, banyak orang mencari Saleh untuk menghabisi nyawanya. Saleh dianggap telah menghina agama! Karena dalam posisi yang berbahaya itulah dia kemudian diamankan di Polsek Kapongan.

Terlepas dari benar dan tidaknya Saleh menyebarkan ajaran sesat, fakta di lapangan menunjukkan bahwa isu itu menyebar ke tengah masyarakat berdasar surat edaran yang dibuat oleh H Zaini Abd. Aziz dalam bentuk fotokopian. Surat edaran yang diberi titel "Pelecahan Ulama dan Agama" itu berisi dialog antara Saleh dengan H Zaini sendiri. Dan isinya, jelas bahwa Saleh telah menista Kiai As'ad dan menghina Nabi Muhammad SAW sebagai bukan utusan Allah SWT. Bahkan di bagian bawah surat edaran yang diketik itu, terdapat tambahan tulisan ballpoint bahwa syarat mengikuti ajaran Saleh adalah menggunakan ayam merah dan putih serta harus kafir dulu.

Selain surat edaran yang ditulis H Zaini Abd. Aziz, ada pula surat pernyataan yang ditulis oleh Drs Moh. Asy'ari warga Mimbaan RT - RW X Panji Situbondo. Dalam surat pernyataan yang dibuat di Kasambirampak (desa K.H Zaini Abdul Aziz - pen) pada 4 Mei 1996 itu, dinyatakan bahwa Saleh pernah mengaku bahwa Allah sama dengan makhluk. Saleh juga mengaku bahwa dirinya adalah Allah. Saleh juga sering menyatakan kalau sholat itu tidak perlu, karena Al-Qur'an sudah ada di dalam badannya. Bahkan dalam pernyataan itu Drs Moh Asy’ari mengaku pernah berguru kepada guru Saleh yaitu Mudarso. Karena ajaran Mudarso ternyata sesat, demikian aku Asy’ari, maka ia mengundurkan diri.

Surat pernyataan lain dibuat oleh Fauzi Z.A siswa Madrasah Aliyah dan Halid siswa Madrasah Tsanawiyah’Nurul Hikam, Kesambi-rampak, Kapongan yakni madrasah milik KH Zaini Abdul Aziz. Mereka berdua menyatakan bahwa Saleh pernah mengemukakan kalau semua ulama adalah pendusta dan pembohong. Yang benar hanya guru Saleh. Saleh juga menyatakan kalau Al-Qur'an adalah syair karangan manusia (bukan firman Allah). Dan syariat yang diajarkan Rasulullah itu salah/keliru.

Untuk membuktikan bahwa Saleh memang menghina KH As'ad Syamsul Arifin, telah beredar fotokopi dari surat pernyataan yang dibuat oleh Saleh. Isi dari surat pernyataan yang ditulls dengan tangan itu sebagai berikut:

Santri madura saya dan orang orang yang sudah memahami masalah ilmu Allah: berpendapat bahwa wafat kyia As'ad itu wafat dg masih belum sempurna/ ta kacer.

Berdasar pada suatu cerita: bahwa kita dalam hidup ini sebelum kita lahir kita berada di alam peteng dan akan kembali pada alam peteng. Disini manusia harus tahu pada yang menuntun ketika dia mau kembali dari alam peteng setelah dia berada di alam terang atau dunia ini. Di bagian bawah surat ada NB berbunyi: Ki As'ad Pengasuh PP Sukarja.

Satu catatan yang penting diperhatikan dari surat Saleh yang terdiri atas dua paragraf singkat itu adalah bentuk tulisan yang berbeda antara paragraf pertama dan paragraf kedua. Seorang pembaca yang cerdas, dengan mudah akan melihat adanya perbedaan bentuk tulisan itu. Bahkan dengan mencermati tebal dan tipisnya tulisan, akan terlihat bahwa kedua paragraf itu ditulis dengan menggunakan pena yang berbeda. Terlepas dari kemungkinan adanya rekayasa di balik kasus Saleh, yang jelas anak muda itu berdiri pada posisi yang sulit akibat meluasnya fotokopian dari surat surat yang memojokkan dirinya sebagai penista ulama dan nabi. Sebab masyarakat yang menerima fatokopi dari suratsurat itu umumnya dari kalangan grass-root.

[Daftar Isi]    [Previous]   [Next]