From rudy@uninet.net.id Wed Jun 24 22:53:57 1998

Date: Wed, 24 Jun 1998 09:30:24 -0500

From: Rudy Phen <rudy@uninet.net.id>

Reply-To: fica-net@fica.org

To: fica-net@fica.org

Subject: Ratapan buat Indonesia...

Ratapan Indonesiaku..

Waktu itu,

Tanggal 13 - 14 Mei,

Di antara kobaran api dan amuk massa,

Kami berusaha menyelamatkan jiwa kami,

 

Antara teriakan kebencian dan haus darah,

Kami berusaha mempertahankan hidup kami,

Mereka berusaha merusak segalanya

Dan kami berusaha melindunginya,

 

Namun apakah yang dapat kami lindungi,

Mata-mata yang buas telah menembus jiwa kami,

Mereka mencabik seakan kami adalah makanan,

Mereka mengoyak seakan kami seonggok daging,

 

Suara teriakan kami hanyut ditelan suara kebencian,

Pilu kami tidak lagi ada artinya bagi mereka,

Mereka telah dipenuhi racun kebencian,

Mereka dipenuhi suara si iblis,

 

Kami tak mampu berbuat apa-apa lagi,

Saat kami melawan mereka,

Mereka kian mengoyak tubuh kami,

Mereka hancurkan tubuh dan raga kami,

 

Kini semua itu telah usai,

Yang tertinggal hanyalah seonggok luka,

Luka yang tak dapat dihapuskan begitu saja,

Luka yang tak dapat sembuh dengan sendirinya,

 

Ratapan anak gadis dan orang tua,

Ratapan anak-anak yang masih remaja,

Ratapan para saudara dan saudari mereka,

Ratapan kami anak bangsa,

 

Hidup mereka seakan hanyalah mimpi,

Mereka tak punya lagi tujuan,

Mereka tak punya lagi hidup,

Mereka seakan seonggok daging yang bernapas,

 

Reformasi...reformasi...reformasi...,

Kau bawa perubahan politik,

Kau bawa perubahan ekonomi,

Namun kau tak dapat merubah nasib mereka,

 

Mereka yang telah menjadi kurbanmu,

Mereka yang telah dijadikan kambing hitammu,

Dengan kata reformasi, kau berikan peluang,

Peluang bagi mereka yang tidak bermoral,

 

Bersusahpayah aku ingin menerima kenyataan ini,

Namun aku tak mungkin dapat melupakannya,

Suara tangis mereka,

Jerit pilu mereka,

Kepedihan jasmani dan rohani mereka,

Semua itu menghantui hidupku,

 

Dimanakah keadilan itu ?

Dimanakah persamaan hak itu ?

Dimanakah rasa kemanusiaan itu ?

Dimanakah rasa keamanan ?

 

Aku pilu...,

Langit Indonesiaku kian kelabu,

Seakan ia mengerti akan penderitaanku,

Langitpun berkabung dengan diriku,

Merenungi nasib bangsaku,

Bangsa yang berbhinneka tunggal ika,

Namun kini retak dan membuat jutaan ratapan,

Membuat nasib bangsa kian menangis,

Menangisi peristiwa tersebut.

 

So.. whats next...?